SELAMAT DATANG DI WEBSITE JEJAKA GUNUNG ►► SEMOGA BERMANFAAT BAGI ANDA ►► SAYA TUNGGU KRITIK DAN SARAN ANDA The Legend: Pengecut & Pemberani

Pengecut & Pemberani


Jika membahas perihal pengecut dan pemberani, saya jadi teringat akan cerita-cerita rakyat, baik yang berupa cerita lokal atau dari belahan benua lain.

Ambil contoh saja kisah hidup Miyamoto Musashi, yang juga merupakan kisah nyata. Musashi adalah seorang ahli pedang Jepang yang hidup di salah satu era kekaisaran Jepang. Dari buku yang pernah saya baca, Musashi karangan Eiji Yoshikawa, Vagabond (kisah Musashi yang dibuat komik) karangan Takehiko Inoe, Lone samurai karangan William Scott Wilson dan The Book of Five Ring karangan Musashi sendiri. Diceritakan perjalan seorang anak kampung yang mengejar keinginan untuk menjadi samurai sejati melalui jalan pedang. Musashi seumur hidupnya tidak pernah punya guru pedang atau bela diri dan hanya berguru dari alam serta pengalaman keras yang dialami sepanjang hidup yang menjadi gurunya.

Konon sejak usia awal belasan tahun sudah pernah mengalahkan pemain pedang yang umurnya jauh diatas. Sepanjang hidupnya telah melewati 60 duel yang sebenarnya (baca : duel hidup atau mati, satu lawan satu) dan semuanya dimenangkan olehnya, tak terhitung duel yang dianggapnya “main-main”, yaitu duel antara Musashi dan pemain pedang yang dianggapnya tidak seimbang, yang sering dimenangkannya tanpa mencabut pedang atau hanya membalas tebasan lawan dengan pukulan tangan yang tentunya tidak mematikan. Yang terakhir justru membuat lawan yang tidak seimbang ini sadar bahwa dengan menggunakan tangan saja dia sudah kalah dari musashi, bagaimana jika musashi menggunakan pedangnya ?



Musashi meyakini, adalah sia-sia jika berduel dengan lawan yang kemampuannya jauh dibawah Musashi, lebih sia-sia lagi jika dia sampai membunuhnya. Karena boleh jadi seseorang yang tidak becus bermain pedang adalah seseorang yang sangat becus dengan bakat yang lain sehingga biarlah dia mengisi hidup ini dengan bakatnya yang lain yang belum ia temukan, yang mungkin bermanfaat bagi orang lain.

Duel yang tidak “fair”-pun pernah dialaminya. Dikeroyok 70 samurai dari perguruan Yoshioka, salah satu perguruan terkenal pada masa itu. Dan Musashi berhasil melumpuhkan hampir semua samurai yang sisanya melarikan diri. Mampu menghadapi 70 samurai seorang diri adalah merupakan keberanian yang luar biasa walaupun didukung juga dengan taktik yang jitu, dengan mengarahkan pertarungan ke pematang sawah, sehingga praktis lawan mendekat satu persatu.

Banyak yang tidak tahu, dalam banyak duel Musashi hanya menggunakan “bokken” atau pedang kayu yang biasa digunakan dalam latihan pedang. Termasuk dalam mengalahkan lawan terberatnya, Sasaki Kojiro, pemain pedang yang “rating”-nya jauh diatas Musashi. Uniknya bokken yang digunakan adalah yang dibuat oleh dirinya sendiri dari sebilah dayung, dan dibuat saat dalam perjalanan menuju ke sebuah pulau tempat pertarungan tersebut berlangsung.

Pertarungan itu dimenangkan oleh Musashi dengan sebuah pukulan keras menghantam kepala yang membuat lawannya tak sadarkan diri. Tapi Musashi amat menyesali mengapa pertarungan itu sampai terjadi. Walaupun sudah berusaha mengalahkan lawannya tanpa membunuh, tapi konon Sasaki Kojiro menjadi cedera berat/cacat setelah petarungan itu.

Namun jarang ada yang tahu bahwa ada seseorang yang mampu mengalahkan Musashi. Dialah Muso Gonosuke, seorang petani yang kemudian mendirikan perguruan ilmu tombak yang perguruannya masih ada sampai sekarang.

Pada saat bertarung dengan Musashi, Muso hanyalah seorang petani yang mempunyai cita-cita ingin menjadi pemain tombak terkenal. Seperti halnya Musashi, Muso juga berlatih dari alam. Berlatih hanya dengan penumbuk beras yang “dikhayalkannya” sebagai tombak.

Dalam pertarungan tersebut ibu Muso, tentu atas persetujuan Muso, meminta Musashi untuk membunuh anaknya jika anaknya kalah. Karena impian Muso adalah bukan menjadi petani, melainkan menjadi pemain tombak terkenal, dia lebih baik mati jika seumur hidupnya hanya menjadi petani.

Karena melihat dilema itu, Musashi iba dan menawarkan melawan muso hanya dengan tangan kosong atau dengan “bokken”. Namun muso menolak dan minta Musashi menghadapinya dengan pedang tajam sementara ia sendiri dengan penumbuk beras.

Pertarungan alot tersebut berakhir dengan dramatis. Pedang Musashi berhasil menempel di leher muso namun tidak melukainya. Muso memintanya untuk membunuhnya sekalian. Namun pada saat itu pula Musashi memperlihatkan bagian perutnya yang membiru yang ternyata terpukul lebih dahulu oleh Muso dan dengan tersenyum Musashi berkata kepada Muso, “jika kau menggunakan tombak sungguhan maka akulah yang akan mati, engkau sungguh berbakat……” Setelah pertarungan itu maka Muso Gonosuke meninggalkan “profesi”-nya sebagai petani dan mengembangkan ilmu tombak, hingga perguruannya berdiri sampai sekarang.

Tak terbayangkan jika dalam pertarungan tersebut Musashi berlaku pengecut dan curang (tidak sportif). Maka perguruan tombak Muso yang terkenal itu boleh jadi tidak akan pernah ada. Sebuah sikap sportif yang luar biasa. Yang hanya bisa timbul dari kematang diri dari tempaan keberanian yang sebenarnya. Kejujuran, keberanian dan kebenaran hanya bisa lahir dari sikap sportif. Dan sikap sportif tidak akan pernah muncul dari seorang dengan mental pengecut. Karena mental pengecut itu adalah hasil dari rasa takut dari hal yang tidak signifikan, yang lebih sering untuk melindungi (secara berlebihan) diri sendiri, keluarga atau sesama golongan.

Memang, bertindak berani, benar dan jujur amat diperlukan oleh bangsa ini, DARURAT…..!!!!!

MENTAL PENGECUT BISA MENGHASILKAN KEKERASAN DAN ANARKIS, karena kekerasan dan anarkis itu timbul dari rasa takut yang berlebihan, yang merasa dirinya adalah manusia “kalah” sehingga perlu mengorbankan orang lain untuk kemenangan pribadi, keluarga atau kelompok, TAPI MENTAL TEGAS, BERANI, BENAR DAN JUJUR JUSTRU BISA MENGHASILKAN KEDAMAIAN DAN PEMAKNAAN HIDUP, termasuk tegas pada diri kita, kemampuan, skill, daya beli dll, yang semuanya itu jangan pernah lagi kita bohongi….!!!!

diambil dari : (http://blanknotebook.wordpress.com/2008/08/06/manusia-pengecut-dan-miyamoto-musashi/)

0 comments:

Post a Comment